Beberapa Distro GNU/Linux yang Pernah Dicoba

Minggu, 27 Oktober 2013

Belajar Linux Slackware

Setelah beberapa lama vakum oprek linux, kali ini mencoba linux yg katanya distro lelaki alias Slackware. Membaca blogger para slacker (pengguna slackware) ada satu kutipan yg sangat menarik yg kurang lebih seperti ini jika ingin belajar linux maka  gunakan slackware



Nah, setelah memutuskan untuk menginstall slackware, saya coba dulu di virtualbox sehingga bisa tahu alur cerita proses instalasi distro ini. Akhirnya setelah semua diamati, Slackware pun jadi terinstall ke laptop tanpa ada kendala.

 my slackware desktop

Start awal rada-rada mirip dengan archlinux. Yang paling membuat terkesan (mungkin karena memang sudah disupport semua distro linux) adalah modem terdeteksi langsung. Hal ini lah yg membuat saya lebih bersemangat untuk menggunakan distro ini, karena ada harapan koneksi internet akan banyak membantu masalah-masalah yg muncul saat oprek nanti.

Secara keseluruhan, beberapa hal yg bisa disimpulkan dari distro Slackware ini adalah :
  • Stabil (benar kata para slacker, meskipun paketnya gak uptodate, tapi stabilitas sangat dijaga sang pembuat)
  • Belajar programming lebih enak, karena paket compiler sudah tersedia di DVD installer
  • Compile software yg tidak ada di repositori lebih enak, karena alasan no. 2 diatas.
  • Kebanyakan software yg ingin diinstall harus di compile sendiri karena tidak ada di repository (tidak seperti distro lain).

Nah, bagi yg ingin mencoba silahkan dipertimbangkan lagi. slackware sangat merepotkan buat yg pengen instan, tapi asyik kalau yg ingin belajar. Awalnya juga saya merasa kok repot banget.. tapi lama-lama compile-compile kok asyik seperti maen game (padahal saya gak suka maen game hehe)

Sekian dulu review singkat Slackware. Sepertinya saya akan terus menggunakan distro ini karena stabilitasnya dan malas install ulang lagi hehe


3 komentar:

  1. Terima kasih, Kang. Saya selalu perlu artikel dasar Slackware untuk pemula macam ini. Apalagi yang sudah ditulis berdasarkan pengalaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah berkenan berkunjung membaca artikelnya mastah :)

      Hapus
    2. Lha antara kita saja, sudah terlalu jauh jarak antara saya dengan akang. Saya masih warga baru FUI sampai sekarang, Kang. Masih baru belajar Linux.

      Ngomong-ngomong, gimana kalau blog ini dijadikan bleeding edge aja kayak blog lama saya? Biar update-nya lebih rapat. #hanyasaran

      Hapus